Senin, Januari 27, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaKhutbahHABL MIN AL-NAAS: SIKAP EMPATI (ITSAR) UNTUK PERSATUAN UMAT

HABL MIN AL-NAAS: SIKAP EMPATI (ITSAR) UNTUK PERSATUAN UMAT

Prof.Dr.H.Nurhidayat M.Said, MA.

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْإِصْلَاحِ، وَحَثَّنَا عَلَى الصَّلَاحِ، وَبَيَّنَ لَنَا سُبُلَ الْفَلَاحِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ 

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: فَاتَّقُوا اللهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Jamaah Jumat Rahimakumullah

Sebagai orang yang beriman, sudah selayaknya kita menyadari dengan cermat bahwa ketika Allah SWT menciptakan manusia di dunia dengan segala keragamannya adalah supaya untuk saling mengenal dan melengkapi. Bukan untuk saling mencaci, menghina, menghakimi, mengintimidasi dan diskriminasi kepada salah satu kelompok, dan mengunggulkan yang lainnya, karena hal tersebut bisa memicu permasalahan dan ketegangan sosial.

Keragaman dan kebinekaan yang ada pada umat manusia  baik secara etnis, kebangsaan, bahasa, warna kulit, agama, dan sebagainya  tidak boleh kita pandang sebagai sumber masalah, sumber pertikaian, dan konflik akan tetapi justru merupakan sarana untuk saling mengenal kelebihan dan keunikan masing- masing dan untuk membangun persaudaraan antar sesama manusia.

Dalam Al Qur’an, Allah swt berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 13:                                                                     

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Terjemahnya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Sebab, semua manusia pada hakikatnya adalah satu keluarga besar yang lahir dari satu ayah dan satu ibu: Adam dan Hawa. Rasulullah SAW bersabda:

لافضلَ لعربيٍّ على عجميٍّ، ولا لعجميٍّ على عر بيٍّ، ولالأبيضَ على أسودَ، ولالأسودَ على أبيضَ – : إلَّا بالتَّقوَى، النَّاسُ من آدمُ، وآدمُ من ترابٍ

Artinya : “Tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang bukan Arab, atau bagi orang bukan Arab atas orang Arab, atau bagi orang kulit putih atas orang kulit hitam, atau bagi orang kulit hitam atas orang kulit putih kecuali karena ketakwaan. Semua manusia berasal dari Adam, dan Adam diciptakan dari tanah”.

Karenanya, untuk memelihara dan menumbuhkan persaudaraan antar sesama, kita perlu menekankan kepada satu titik temu di antara berbagai perbedaan yang ada, mulai dari bangsa, suku, agama, hingga bahasanya, yaitu kita adalah sama-sama manusia.

Salah satu nilai dasar yang harus kita tanamkan di dalam diri kita adalah bahwa kita dan orang lain bukan musuh, bahkan jika orang lain itu berlainan agama dan kepercayaan dengan kita sekalipun. Kita harus menjauhi sikap permusuhan kepada sesama manusia. Dan begitulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika mengajak orang lain, pemimpin masyarakat lain, untuk memeluk Islam melalui surat yang beliau kirim kepada mereka. Bahasa yang digunakan oleh Rasulullah SAW dalam surat-suratnya adalah bahasa yang lembut, tanpa ada kata-kata ancaman yang memicu permusuhan.

Jamaah Jumat yang Berbahagia.

Allah SWT telah memerintahkan kepada kita semua untuk memperkuat tali persaudaraan, sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya, surat Ali Imran ayat 112:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمْ الذِّلَّةُ أَيْنَمَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللهِ وَحَبْلٍ مِنْ النَّاسِ.

Terjemahnya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali hubungan kepada Allah dan tali hubungan dengan manusia.

Islam mengenalkan konsep persaudaraan dengan istilah ukhuwah. Secara bahasa, ukhuwah berasal dari kata akha yang makna dasarnya berarti “memberi perhatian”. Arti akha kemudian berkembang menjadi saudara atau kawan.

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati sesama  sebagai manusia, lepas dari latar belakang perbedaan yang ada. Suatu hari ada iring-iringan jenazah orang Yahudi lewat di depan beliau ketika beliau sedang duduk-duduk berbincang bersama beberapa orang sahabat. Melihat jenazah itu lewat, Rasulullah berdiri sebagai bentuk penghormatan terhadap jenazah itu. Salah seorang sahabat kemudian berbisik, “Itu jenazah orang Yahudi, wahai Rasulullah”. Rasulullah justru menjawab pertanyaan sahabat itu dengan bersabda, “Alaisat nafsan? Bukankah dia juga seorang manusia?” (HR Bukhari).

Karena memang persaudaraan dan pertemanan bisa selalu awet dan terjadi dengan baik jika dipupuk dengan saling memberi perhatian. Maka ukhuwah dapat dimaknai sebagai konsep yang mengajarkan bahwa setiap orang yang bersaudara mengharuskan ada perhatian di antara mereka. Ukhuwah Insaniah atau persaudaraan sesama manusia merupakan persaudaraan yang cakupannya lebih luas, karena melibatkan seluruh umat manusia di seluruh dunia. Salah satu ayat yang menjadi dasar ukhuwah insaniyah adalah firman Allah dalam surat al-Hujurat ayat 11:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

Terjemahnya: Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Kita lihat, betapa ayat yang satu menguatkan ayat yang lain dalam hal sikap penghormatan antar sesama manusia, tentang sikap persaudaraan manusia. Karena itu, dimana pun di dunia ini kita bertemu dengan sesama manusia, dia adalah saudara kita yang harus kita hormati, terlepas dari perbedaan agama dan keyakinannya, bangsanya, bahasanya, atau warna kulitnya, selama dia tidak memerangi dan menzalimi kita. Kita memiliki kewajiban untuk menjaga hak hidup setiap manusia yang sudah dijamin oleh al-Qur’an. Sebab, dengan menjaga dan menghormati hak hidup satu orang saja, kita dinilai telah menjaga dan menghormat hak hidup semua manusia,

مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ

Terjemahnya : “… barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia…” (QS. al-Ma’idah/5: 32).

khatib mengajak jamaah sekalian, khususnya khatib pribadi, untuk dapat memelihara dan menumbuhkan rasa persaudaraan sesama manusia, Dengan tumbuhnya sikap demikian, niscaya kehidupan yang diimpikan bersama, penuh kedamaian, kenyamanan, ketentraman dapat terwujud dengan baik.

Barakallahu,

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments