Minggu, Januari 26, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaKhutbahJadi Khatib Idul Fitri di Masjid Al-Markaz, Ini Khutbah Ketua MUI Bidang...

Jadi Khatib Idul Fitri di Masjid Al-Markaz, Ini Khutbah Ketua MUI Bidang Fatwa Syekh AG.Prof. Dr.H. Ruslan Abd. Wahab, Lc, M.Ag

الحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْراً، وَاللهُ أكْبَرُ كَبِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً.وَ لَا اِلَهَ الَّا اللهُ وَ اللهُ أكْبَرُ عَدَدَ خَلْقِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ  وَرِضَا نَفْسِهِ وَ مِدَادَ كَلِمَاتِهِ. نَحْمَدُهُ عَلَى مَا أنْعَمَ عَلَيْنَا مِن نِعْمَةٍ لاَتُحْصَى وَوَفَّقَنَا بِنُوْرِهِ فِى السُّلُوْكِ بِطَرِيْقِهِ الاَقْوَمِ وَنَشْكُرُهُ   تَبَارَكَ وَ تَعَالَى عَدَدَ الدَّهْرِ وَ السِّنِيْنَ وَ الْايَّامِ. أَشْهَدُ أن لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ذُو الْجَلاَلِ وَ الْاكْرَامِ وَهُوَ الْمُتَفِّرُدُ بِالبَقَاءِ وَ الدَّوَامِ. وَ أشْهَدُ أَن َّمحمدا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. القُدْوَةُ الٍإمَامُ عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ أَفْضَلُ الصَّلاَةِ وَ أزْكَى السَّلامِ

فَنُصَلِّى وَنُسَلِّمُ عَلَى مَنْ جَاءَ بِالحَقِّ فَيُصَدِّقُ بِه عِبَادُهُ  الْكِرَامُ, سَيِّدِنَا محمَّدٍ إمَامِ المُرْسَلِيْنَ وَ خَيْرِ الاَنَامِ.وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُم اِلَى سُبُلِ السَّلاَمِ.

أمّا بَعْدُ, فَيَا أيُّهِا الْمسْلِمُوْنَ  أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ جَلَّ وَعَلا فَمَنِ اتَّقَاهُ حَفِظَهُ  فِي دُنْيَاهُ وأُخْرَاهُ وَ اسْتَمِعُوْا لِقَوْلِ اللهِ تعالى:

Segenap hamba Allah yang kami muliakan.

Memulai khotbah kita hari ini, saya mengajak kita semua menikmati hari yang mulia ini, dengan bertahmid memuji kesempurnaan sifat-sifat Allah swt. sebagai pengakuan secara sadar akan keterbatasan kemampuan dan kelemahan diri manusia. Kita merayakan hari besar ini dengan bertasbih kepada Allah, mensucikan-Nya dari segala  pensifatan yang semisal dengan makhluk-Nya, tasbih pengakuan yang tulus akan sifat manusia yang sering melampauhi batas.  Kita mengagungkan hari ‘id ini dengan bertahlil kepada Allah, mengesakan zat, sifat dan pernbuatan-Nya, berikrar suci sebagai pengabdi sejati kepada-Nya. Kita membesarkan hari raya ini dengan bertakbir kepada Allah, menyatakan kebesaran kekuasaan-Nya, sebagai pernyataan tulus akan ketidak berdayaan manusia dihadapan kudrahnya tiada daya dan upaya bagi menusia melainkan dengan kekuasaan Allah.

Hari ini kita mewujudkan kepatuhan kita dengan menunaikan shalat Idiel Fithri selepas kita berpuasa di Bulan Ramadhan. Setidaknya, umat Islam pada hari ini telah menghidupkan atmosfir keagamaan, dengan mengagungkan syiar–syiar Allah. Yang tak kalah pentingnya dari hari raya Id ini, adalah mengokohkan kembali ikrar suci kita untuk senantiasa mengoptimalkan potensi-potensi diri manusia bekerja dengan zikir, membangun transpormasi kesadaran yang mengukur dan  melihat segala sesuatunya berdasarkan dalil-dalil tauhid. Allah swt. menegaskan bahwa potensi insaniyah tersebut yakni, aqal, nafsu, hati, fuad, sir dan lub, ruh termasuk raga manusia diperuntukkan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dalam pentas kehidupan ini.

Kita yakin bahwa potensi insaniyah tersebut telah mendapat penguatan penguatan spiritual dalam bulan suci Ramadan. Hal itu perlu dijaga dan dipupuk terus dengan energy Tuhan melalui amalan zikir untuk tidak terpedaya dengan kehidupan yang diwarnai dengan sekularisasi kesadaran. Itulah sebabnya Allah swt memberi apresiasi kepada hambanya para ahli Ahli Zikir dan memposisikan mereka sebagai referensi atau rujukan dalam kehidupan manusia. Allah swt berfirman:الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ   فَاسْأَلُوْا أَهْلَ bertanyalah kepada ahli zikir jika kamu tidak mengetahui. Mereka memiliki kekayaan bathin, kecerdasan paripurna tentang hidup, mereka memiliki al-ahwal al-batiniyah yang sangat mulia dan tajam, segenap potensi dirinya baik yang bersifat jasmaniyah maupun yang bersifat ruhaniyah tunduk dan patuh mengikuti irama fithrah kesucian dirinya dari Allah swt. Ali bin Abi Thalib r.a. pernah mengungkapkan perasaannya sebagai sosok pribadi seorang hamba pengabdi sejati. Seakan akan beliau mengulangi ikrarnya, ikrar sucinya para ruh dalam menjawab pertanyaan Allah: أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوْا بَلَى شَهِدْنَا . Ali menyatakan r.a:

كَفَانِى فَخْرًا أَنْ تَكُوْنَ لِى رَبًّا و كَفَانِى عِزَّا أَنْ أَكُوْنَ لَكَ عَبْدًا, أَنْتَ كَمَا أُرِيْدُ فَاجْعَلْنِى كَمَا تُرِيْدُ

Cukup aku merasa bangga, Engkau Menjadi Tuhanku, dan cukup aku merasa mulia, bahwa akun menjadi hamba-Mu, Engkau seperti apa yang aku kehendaki, maka jadikanlah aku seperti yang Engkau kehendaki.

Inilah sejatinya gambaran sosok pribadi muslim yang menemukan kembali fithrahnya. Sungguh agung dan mulianya para ahli zikir, mereka senantiasa bekerja ( zahir dan batin ) dalam wilayah Allah swt. Dengan demikian, para ahli zikir dalam menjalani kehidupan senantiasa berorientasi kefithrahan dan menjadikannya sebagai ruh kehidupan, yang dapat mendinamisasikan sirkulasi kehidupan secara sehat. Seorang pemimpin umpamanya, Ia akan mengayomi masyarakatnya, menuntun dan mensejahterakannya berdasarkan dengan nilai-nilai kefitrahan kemanusiaan. Sebaliknya akan  berlaku zalim kepada masyarakatnya karena fithrah kesucian dirinya tersumbat dengan sekularisasi kesadaran. Demikian pula halnya seseorang yang memiliki kehidupan yang berkecukupan  akan melihat ridha dan cinta serta kasih sayang Allah dalam kehidupan saudara-saudaranya yang lemah dan tak berpunya sehingga ia secara tulus memposisikan mereka sebagai makhluk yang mulia seperti halnya ia memposisikan dirinya sendiri.

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أللهُ أَكْبَرُ.  Sungguh spirit “fithrah” ini akan bersinar kembali, dan menjadi lentera kehidupan melalui kesungguhan manusia bertaqarrub ilallah ( mendekatkan diri kepada Allah ) dengan mengoptimalkan zikir dalam mengawal dinamika potensi-potensi diri manusia. Oleh karenanya manusia-manusia agung dan mulia di mata Allah adalah mereka yang tajam hati nuraninya, akal fikirannya cerdas, serta semangat spiritualitasnya murni dan suci melihat kebutuhan orang lain dan bergerak untuk mencarikan solusi yang terbaik terhadap permasalahan yang dihadapinya.

Kehidupan masyarakat di saman modern telah menyuguhkan kepada kita  berbagai warna kehidupan, diakui bahwa banyak kemudahan-kemudahan yang dirasakan oleh masyarakat kita karena kemajuan teknologi. Tapi pada sisi lain sejalan dengan kemajuan tersebut  juga kehidupan  masyarakat kita semakin jauh berjalan meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan, kepedulian sosial secara perlahan semakin pudar bahkan persoalan-persoalan sosial itu sendiri dijadikan proyek yang mencabik-cabik nilai-nilai sosial kemanusian yang mulia. Manusia secara perlahan bergerak tanpa kendali meninggalkan jati dirinya. Hal itu disebabkan karena spirit fithrah semakin  redup dengan kehidupan modern. Akibatnya, hidup saling mencintai, saling mengasihi, saling peduli sedikit demi sedikit semakin terpinggirkan dan semakin berjarak dengan proses transformasi kesadaran sehingga energy fithrah tidak mampu lagi memegang peranan utama ditengah-tengah kehidupan manusia. Seolah-olah kehidupan ini hanya sekedar transaksi mendapatkan hak dan memberikan kewajiban. Janganlah kiranya seseorang diantara kita memaksa orang lain untuk melakukan kewajibannya hanya karena kita melihat adanya hak kita pada mereka. Tetapi paksalah diri kita untuk melakukan kewajiban kita karena kita melihat ada hak orang lain pada diri kita.

Allahu Akbar 3x

Sejatinya dalam kehidupan sosial, menurut pandangan al-Qur’an, daya tarik “ ke-kita-an “ untuk memikirkan dan mewujudkan kemaslahatan masyarakat harus lebih kuat daripada daya tarik “ ke-aku-an” yang hanya semata memikirkan kepentingan diri sendiri. Dengan kata lain bahwa, kehidupan yang harmonis, indah penuh dengan kedamaian, sejuk penuh dengan ketenangan adalah menempatkan “ keakuan” dalam “ kekitaan”. Artinya bahwa hidup dengan semangat “ BERJAMAAH “ akan mendatangkan keberkahan. Nabi saw. menegaskan: sesungguhnya keberkahan itu diperoleh dari berjamaah. Sungguh Rasulullah sangat perhatian pada umatnya, sangat concern kepada kepentingan umatnya, menumpahkan kasih sanyangnya dengan penuh kelembutan kepada umatnya.

Inilah gambaran kehidupan yang digerakkan dengan spirit fithrah ( kesadaran ilahi ) sebagai sarana untuk mendapatkan ridha Allah swt.

Allahu Akbar 3x.

Tahmid, tasbih, tahlil dan takbir kita hari ini membawa kita dalam suasana batin yang sejuk, penuh ketulusan dan kedamaian, cinta dan kasih sayang meliputi kebersamaan kita, energy fithrah menyelimuti batin kita. Kita dengan penuh keinsafan membuang segala macam bentuk permusuhan, kebencian dan iri serta semacamnya yang dapat menodai kesucian fithrah manusia.

Suasana bathin seperti ini menjadi penopang utama untuk keberhasilan bagi sebuah keluarga, lingkungan kerja ataupun masyarakat luas, dan menjadi sebuah keniscayaan, mutlak adanya, dalam sebuah rumah tangga  demi bertumbuhnya sebuah generasi yang sehat lahir dan bathin. Kedepan… generasi kita akan menghadapi permasalahan realitas kehidupan yang semakin kompleks dibanding hari hari ini. Entah mereka tangguh menghadapinya, ataukah mereka tumbang di tengah-tengah derasnya arus kehidupan.

Saudara-saudaraku, Agama Islam telah mengamanahkan kepada kita untuk setia mengawal nilai-nilai kemanusiaan dalam perjalanan hidup kita, kelangsungan hidup generasi kita. Agama kita telah menegaskan bahwa Kendali kehidupan anak-anak kita sebagai generasi penerus  ditangan kitalah sekarang, sehingga kepada kita dituntut untuk senantiasa melakukan optimalisasi Zikir penguatan potensi diri untuk mengawal nilai-nilai keumatan melalui kehidupan keluarga, mendidik mereka dengan pendidikan yang berbasis bismi Rabbik sehingga ketajaman fithrah mereka lebih cerah, lebih cemerlang menuntun mereka kejalan yang penuh hidayah. 

Hari ini merupakan momen terbaik untuk berikrar dan menyatakan kesungguhan hati kita, bahwa tidak boleh ada kata berhenti dalam melakukan tranformasi kesadaran, secara terus menerus, mengoptimalkan amalan zikir dalam situasi dan kondisi apapun. Itulah yang ditegaskan oleh Allah dalam al-Qur’an, Berdzikirlah kepada Tuhanmu ketika engkau lupa.artinya bahwa hidupkanlah Energy fithrah pada dirimu, karena yang demikian itulah yang dapat menyelamatkan dirimu dalam situasi dan kondisi apapun. Pernyataan Allah dalam al-Qur’an tegas mengatakan bahwa manusia terlaalu gampang melakukan kesalahan. Dan induk dari segala kesalahan Rasulullah saw menyebtkan dalam sabdanya:

عن ابن مسعود عن النبي صل الله عليه وسلم قال: ثلاث هنَّ أصلُ كلِّ خطيئةٍ فاتقوهن واحذروهن:

إياكم والكبر، فإن إبليس حمله الكبرُ على أن لا يسجد لآدم. وإياكم والحرص، فإن آدم حمله الحرصُ على أن أكل من الشجرة. وإياكم والحسد، فإن ابني آدم إنما قتل أحدهما صاحبه حسداً .

( أخرجه البيهقي).

Dari Ibn Mas’ud dari Nabi SAW. bersabda: tiga hal yang menjadi sumber segala macam bentuk kesalahan ( dosa ) maka jagalah dirimu dan tinggalkanlah ketiga hal tersebut yaitu: pertama; keangkuhan, sifat inilah yang mebuat iblis tidak mau sujud kepada Adam. Kedua;kerakusan, sifat inilah yang membuat adam makan buah yang terlarang, ketiga; Iri,dan dengki yang membuat anak Adam membunuh saudaranya.

Ketiga sifat tercela tersebut sudah banyak dipraktekkan manusia dalam kehidupan modern ini. Sifat angkuh umpamanya akan masuk dalam diri manusia ketika ia melihat ada posisi yang lebih pada dirinya dibanding dengan yang lain baik itu berupa ilmu, kedudukan, harta, bahkan ibadah sekalipun dan semacamnya. Sementara sifat rakus dan serakah akan masuk dalam diri manusia menjadi virus kemanusiaan bagi mereka yang tidak meyakini bahwa Allah menjamin hidupnya, Allah Maha pemurah. sehingga ia selalu merasa tidak cukup.  Sedangkan sifat iri dan dengki menjadi musibah bagi kehidupan manusia, sifat ini selalu membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain. dan inilah yang membawa manusia terjerumus dalam fitnah dan menghina orang lain. oleh karena itu melalui khotbah ini saya ingin mengingatkan bahwa janganlah pernah berusaha untuk menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi berusahalah untuk menjadi orang yang lebih baik dari dirimu lalu. Paradigma meningkatkan daya saing sebaiknya diubah dengan paradigma meningkatkan daya tawar.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.

Sungguh amat dahsyat kekuatan fithrah yang dikawal dengan zikir yang tidak berjedah, untuk memenangkan pertarungan antara manusia dengan dirinya sendiri, karena musuh yang terkuat bagi manusia adalah menundukkan dirinya sendiri untuk taat dan patuh terhadap Allah swt. dan musibah yang paling dahsyat adalah lalainya seseorang dari Pengatur kehidupan ini ( Allah swt). Saudaraku…. Kalau ingin merasakan nikmatnya energy fithrah maka jangan pernah berhenti berzikir sebagai sebuah proses tranformasi kesadaran ilahiyah. Praktek kehidupan seperti inilah yang amat bijaksana memberi solusi terbaik dalam menghadapi berbagai macam problematika kemanusiaan.

Manusia tidak cukup hidup hanya dengan bermodalkan nafas saja. Melainkan harus dengan kesucian hati, ketajaman spiritual, kecerdasan intelektual. ketika semuanya isi kosong dari diri seseorang, maka ia, cepat atau lambat, akan tersungkur hina dihadapan mata manusia terlebih lagi di mata Allah swt. bahkan kehampaan energy Zikir tersebut menjadi potensi nyata untuk mengorbankan dan mencabi-cabik nilai-nilai mulia harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Menghidupkan semangat Zikir menjadi sebuah ajaran yang sangat mulia untuk diaktualisasikan karena hal itu mampu mempertautkan, memprtemukan dua kutub yang berbeda. Seorang hamba akan senantiasa diangkat derajatnya dan dipandang mulia dimata Allah, ketika ia mampu mengorbankan sifat kesombongannya dan keangkuhannya demi untuk memuliakan orang lain. Seorang pemimpin akan disatukan hatinya dengan masyarakatnya dalam ikan cinta dan kasih sayang ketika ia mampu mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan masyarakatnya. Jarak pemisah yang menjauhkan antara kutub kaya dengan kutub miskin akan sirna ketika sikaya sadar untuk mengorbankan sifat kikirnya dan menggantinya dengan sifat pemurah dan penyantun terhadap orang-orang yang tak berpunya. Semoga kepedulian kita akan menghapus air mata mereka, menghentikan rintihan dan tangisan mereka, menghidupkan semangat mereka.

Kaum Muslimin dan Muslimat rahimakumullah

Mari kita jadikan Ibadah ‘Iedil Fthri ini sebagai sarana mendidik diri kita sendiri, mendidik anak dan istri kita, keluarga kita, lingkungan kita serta msyarakat kita dengan menghidupkan semangat mengoptimalisasikan zikir untuk mengawal  fithrah kesucian dan kemuliaan manusia dengan penuh ketulusan dan keikhlasan  dan terus melakukan transformasi kesadaran.

تَقَبّلَ اللهُ ‏منّا ومنكم  كل عام وأنتم  بخير أقولُ قولي هذا وأسْتَغْفِرُ ‏اللهَ العظيمَ لي ولَكُمْ فيا فَوْزَ المسْتَغْفِرِينَ استغْفِرُوا اللهَ 

KHOTBAH KEDUA

الله أكبرx9
اللهُ أكْبَرُ كُلَّمَا ذَكَرَ ذَاكِرٌ وَكَبَّرَ, اللهُ أكْبَرُ كُلَّمَا شَهِدَ شَاهِدٌ وَكَبَّرَ, و الحمد لله كلما حمد حامد و كبر, و الحمد لله كلما سبَّح مسبح و كبر, و الحمد لله كلما وحَّدَ موحِّد و كَبّر,  اللهُ أكْبَرُ كَبِيْرًا وَ الْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ أصِيْلاً.  اَلْحَمْدُ للهِ الْمُبْدِئِ الْمُعِيْدِ الَّذِى مَنَّ عَلَيْنَا بِهَذَا اْلعِيْدِ, وَ أَشْهَدُ أنْ لَا اِلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وَ أشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ,الصَّادِقُ الوَعْدِ الأَمِيْنُ, أرْسَلَهُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  أوَّلًا وَ آخِرًا, ظَاهِرًا وَبَاطِنًا, وَعَلَى آلِهِ مَصَابِيْحِ الدُّجَى وَ أصْحَابِهِ مَفَاتِيْحِ الْهُدَى.

فَيَا عِبَادَ اللهِ اسْتَمِعُوْا لِقَوْلِ اللهِ جَلَّ وَعَلَا “$pkš‰r’¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qçRqä.ur yìtB šúüÏ%ω»¢Á9$# ÇÊÊÒÈ   وَاعْلَمُوْا وَ اعْتَقِدُوْا أنَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمٌ عَظِيْمٌ, يَوْمُ عِبَادَةٍ وَ وَدُعَاءٍ فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَ لِمَشَايِخِنَا وَ لِجَمِيْعِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ,وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ إنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ  إِلَّا أَنْتَ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَحَقِّقْهُمْ بِكَلِمَةِ التَّوْحِيْدِ وَهِىِ كَلِمَةُ الْحَقِ ” لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ” وَ ثَبِّتْنَا عَلَى طَرِيْقِكَ الأَقْوَمِ وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

اللَّهُمَّ أَنْزِلْ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِ السَّمَاء وَأَخْرِجْ لَنَا مِنْ خَيْرَاتِ الأَرْضِ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَاوَ اجْعَلْهُ خَيْرًا لِدُنْيَانَا وَ لِأَخِرَتِنَا يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ ولَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. استغفر الله العظيم3x.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments