Rabu, Oktober 16, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
BerandaDakwahKetua Masjid Jogokariyan Ajak Bangun Jamaah Masjid, Bukan Sekadar Jamaah Salat

Ketua Masjid Jogokariyan Ajak Bangun Jamaah Masjid, Bukan Sekadar Jamaah Salat

MASJIDALMARKAZ.OR-ID, Makassar – Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, K.H.Muhammad Jazir, ASP, menyatakan bahwa tugas pokok pengurus masjid bukan mengurusi bangunan masjid, melainkan membangun jamaah masjid.

Pernyataan itu ia sampaikan saat membawakan pengajian magrib di Masjid Al-Markaz Al-Islami Jend. M. Jusuf Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad, 18 Juni 2023. Kedatangan Kyai Jazir di Masjid Al-Markaz disambut antuasias jamaah. Masjid Jogokariyan Yogyakarta sendiri sangat populer sebagai masjid percontohan manajemen masjid.

Tampak hadir mengikuti pengajian tersebut, antara lain Ketua Umum YIC Al-Markaz Al-Islami Prof.Dr. Basri Hasanuddin, Imam Besar Masjid Al-Markaz Prof.Dr.Muammar Bakry, sejumlah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Makassar dan Sulawesi Selatan dan pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Selatan.

Pengurus YIC Al-Markaz Al-Islami menerima kunjungan Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, K.H.Muhammad Jazir, ASP di kantornya, Ahad (18/6).

“Mengurus masjid itu, urusannya bukan bangunannya. Kalau hanya bangunan, Itu paradigma orang musyrik. Tapi yang diurus yaitu  bagaimana pengurus masjid itu bisa memobilisasi rakyat untuk berbondong-bondong berjamaah ketika waktu salat. Bukan soal bangunan, soal bagaimana menjadikan jamaah itu selalu penuh ketika adzan dikumandangkan. Itu yang harus dipikir oleh para pengurus masjid,” katanya.

Kyai Jazir menuturkan, di dalam mengurus jamaah, yang harus diciptakan adalah jamaah masjid, bukan sekedar jamaah salat. Jamaah salat, paparnya, ketika hanya datang melaksanakan salat jamaah. Di antara jamaah yang satu dengan jamaah lainnya tidak saling mengenal.

Semestinya, kata dia, yang dibangun adalah jamaah masjid, dimana seorang imam mengenal seluruh jamaahnya. Di antara jamaah juga saling mengenal dengan baik, bukan sekadar nama belaka.

“Seperti halnya Rasulullah, setiap selesai memimpin salat, ketika bacaan wiridnya sampai Allahumma antassalam waminkassalam, Rasulullah itu melihat ke jamaah. Rasulullah itu melihat siapa yang hadir dan yang tidak hadir. Kemudian yang tidak hadir salat itu akan dikunjungi rasulullah kalau tidak memberi kabar,”.

Kyai jazir yang juga Ketua KMP Nasional itu menegaskan bahwa masjid itu tempat mengurus umat. Artinya, pengurus masjid hendaknya berkontribusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dialami oleh jamaah masjid. Oleh karenanya, pengurus harus mengenali siapa jamaahnya.

“Sekarang di masjid-masjid kita ini baru ada jamaah salat, imamnya adalah imam salat, bukan imam masjid. Maksudnya apa kita salat ini, satu sama lain saling kenal apa enggak. Enggak kan? Itu namanya jamaah salat, belum jamaah masjid,” katanya.

Padahal, tambahnya, jika yang dibangun adalah jamaah masjid bukan sekadar jamaah salat, maka di situlah kunci kemaslahatan umat. Jamaah salat saja tidak bisa menyelesaikan problem-program jamaah.

Jamaah yang hadir salat, katanya berasal dari beragam potensi seperti orang perbankan, pengusaha, arsitek, dokter, pedagang dan sebagainya. Ia menegaskan, betapa besar potensi umat Islam jika berbagai potensi yang dimiliki jamaah salat disatukan dan menjadi jamaah masjid.

“Ini luar biasa, kalau kemudian ada seorang imam masjid yang menyatukan mereka di dalam menyelesaikan persoalan jamaah itu. Namun orang-orang hebat yang berjamaah itu tidak ada gunanya dalam konteks lingkungannya kurang sekali bermanfaat dan karena tidak ada imamnya, hanya imam salat saja,” tandas Kyai Jazir. (#)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments