MASJIDALMARKAZ.OR.ID, MAKASSAR – Tak ada tembakan kembang api yang meneror langit. Tak ada ledakan mesiu petasan yang memekakan telinga. Perayaan Malam Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H di Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar, Ahad malam 7 Juli 2024, berselimut kesyahduan dalam munajat kepada Sang Pencipta.
Sekitar seribu jamaah larut dalam keheningan. Kepala mereka tertunduk. Lampu di Lantai 2 Masjid Al-Markaz Al-Islami perlahan redup. Tersisa hanya sinar remang yang seketika menghadirkan suasana syahdu.
Pemimpin muhasabah, KH. Firdaus Malie, mengajak jamaah untuk menyelami relung hati, merenungkan dosa dan kesalahan yang telah diperbuat selama setahun berlalu.
Kyai Firdaus yang tak lain adalah Pemimpin Zikir dan Muhasabah Darut Taubah Makassar kemudian meminta untuk menghadirkan wajah ibu dan ayah masing-masing di hadapannya. “Tatap wajah ibu dan ayah kita. Renungkanlah apa yang sudah kita lakukan terhadap kedua orangtua kita itu,” kata Kyai Firdaus.
Sejumlah jamaah tak kuasa membendung air matanya, lantas mengalir membasahi pipi. Terdengar sejumlah jamaah terisak, tanda penyesalan dan kerinduan akan ampunan dari Sang Pencipta.
Suasana khidmat menyelimuti jamaah sepanjang peringatan malam 1 Syuro itu. Imam tetap Masjid Al-Markaz, KH. Mursyidin Hamid, sebelumnya telah membuka kekhidmatan itu saat memimpin doa dan zikir.
Beberapa tamu penting yang hadir di antaranya Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel, Mayjen TNI (Purn) Andi Muhammad Bau Sawa, Ketua Harian YIC Al-Markaz Al-Islami, Prof. Dr. H. Mustari Mustafa, dan jamaah lainnya tampak larut dalam suasana.
Apalagi, penampilan duet ibu dan anak yang melantunkan ayat suci Al-Quran dengan penuh penghayatan semakin menambah syahdu suasana. Nurhidayah Sulaiman adalah qoriah Internasional yang pernah dua kali juara MTQ Internasional, sementara anaknya Raodhatul Jannah adalah anak milenial juga pernah menjuarai MTQ Nasional.
Ketua Harian YIC Al-Markaz Al-Islami, Prof. Dr. H. Mustari Mustafa, mengapresiasi acara Peringatan Tahun Baru Islam Masjid Al-Markaz Al-Islami tahun ini. Ia berharap, semangat hijrah untuk mencapai kemerdekaan sejati adalah ketika kita secara teguh, tekad, total dan kaffah hanya mengikuti jalan spirit tauhid Lailaha illallah Muhammadarrasulullah.
Acara itu diakhiri dengan penampilan apik santri Tahfidzul Qur’an Al-Markaz yang membawakan marawis dengan lantunan nasyid Thola’al Badru ‘Alaina. Nasyid ini menunjukkan sambutan kita terhadap datangnya tahun baru Islam, sebagai nasyid itu dilantunkan kaum anshar saat menyambut kedatangan Nabi Muhammad SAW, sewaktu melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. (*)